Bagaimana Seharusnya Muslim/Muslimah Menyikapi - Fan-boy/girl?
Bismillahirrahmanirrahim.
Semoga Artikel Singkat ini bermanfaat untuk anda.
Berdasarkan dari kehidupan kita sehari-hari dalam dunia nyata maupun media sosial, kita dapat temukan sekelompok orang yang sangat menyukai band, penyanyi, artist bahkan tokoh karakter dari sebuah kartun maupun anime memberikan kesan yang sangat mendalam dan mendukung untuk pujaan hati mereka. Mereka biasa menyebut diri mereka sebagai Fan-Boy/Girl.
Tentunya dalam pembahasan ini kami akan memulai dengan arti kata Fan-Boy/Girl.
"Fan" dari kata fanboy/fangirl merupakan singkatan dari kata fanatics (Inggris) yang artinya merupakan sikap memposisikan diri pada sebuah golongan, membelanya secara membabi-buta tanpa memperhatikan nilai-nilai kebenaran yang ada, dan mengajak orang lain agar bergabung bersamanya.
Sedangkan kata boy (sudah jelas tentunya dalam bahasa inggris) adalah julukan untuk seorang fanatik laki-laki dan girl untuk perempuan.
dalam halnya, fanatik adalah orangnya, sedangkan fanatisme adalah pemahamannya.
Perlu diketahui dalam paham fanatisme, saya sedikit mengutip dari sebuah artikel yang membahas tentang fanatisme golongan, karena fanatik terhadap pujaan ini pun memiliki area (golongan) mereka sendiri. sebagai berikut penjelasan tentang fanatik/fanatisme.
Di antara sebab menonjol terjadinya perpecahan dan saling berbangga diri dalam kehidupan bermasyarakat adalah fanatisme golongan. Yaitu sikap fanatik terhadap suatu golongan dengan mengajak orang lain agar membela golongannya dan bergabung bersamanya dalam rangka memusuhi lawannya baik dalam kondisi terzalimi atau menzalimi. (Lihat Lisanul ‘Arab)
Dalam bahasa Arab, fanatisme golongan disebut dengan العَصَبِيَّةُ (‘ashabiyah) dan التَّعَصُّبُ (ta’ashshub).
Fanatisme ini pun tidak hanya dalam tren/budaya, bahkan fanatisme juga terjadi dalam madzhahib dalam Islam. (keterangan lebih lanjut bisa dibaca pada sumber yang kami cantumkan di akhir)
Sekilas tentang prilaku dari fanboy dan fangirl di media sosial:
fanboy:
fanboy ini bahasanya terlalu berat, maaf sengaja tidak kami jelaskan.
fangirl:
"agillaaa... oppa! saranghaeeee!!"
"udah liat MV yang baru?"
"bias gw ganteng banget! dia kemaren ada di variety show looh!"
Teriakan seperti itu mungkin akhir-akhir ini sering kita dengar. itulah komen para fangirl jika melihat idola mereka atau betapa hebohnya mereka saat menonton/mendengar/ tau mengenai idola mereka. bukan hal yang aneh jika seorang fangirl akan berteriak-teriak labil meneriakkan nama idolanya.
Nah, sekarang bagaimana solusinya bagi kita, seorang muslim/muslimah dalam menyikapi artis, tokoh anime, band korea dan lain sebagainya?
Maaf sebelumnya, karena kami tidak menyantumkan penjelasan mengenai fanatik terlalu dalam, sebab kami akan membahas tentang sikap yang harus dilakukan sebagai seorang muslim/muslimah yang kebetulan menyukai anime, boyband, maupun yang lain sebagainya.
kita sebagai ummat Islam, kita memiliki sebuah filter dalam kehidupan kita, kita boleh saja suka dengan artis-artis korea, lagu dari seorang penyanyi solo maupun band, animasi Jepang (anime) maupun animasi-animasi yang lainnya. Akan tetapi, kita haruslah memperhatikan filter (hukum syari'ah, sunnah dan lain sebagainya) yang terdapat dalam Islam.
tentunya kita dalam menyukai hal tersebut, bahkan dalam menyukai suatu hal tertentu selain Allah mempunyai batasannya masing-masing. kita boleh saja menyukai lagu mereka, namun jangan sepertihalnya para fanatik-fanatik yang ada di luar sana, cukup menyukai hal yang baiknya saja sesuai dengan Sunnah dalam Islam.
Namun bagaimana jika kita menyukai misalnya girlband, boyband ataupun bahkan anime yang memamerkan aurat dari manusia?
Adanya hal tersebut harusnya mulai kita tinggalkan, benar bukan? karena hal tersebut membawa dampak negatif walau terasa kasat mata.
coba renungkanlah, pelajari Islam lebih mendalam.
Maka dari pada itu, mulai perlahan bagi kita untuk mulai meninggalkan status yang membuat kita terjerumus di dalam keindahan yang palsu. mulailah untuk meninggalkan 'fan' dalam kehidupan, sekedar suka adalah pilihan aman, tidak terlalu muluk-muluk mengurusi sang pujaan yang seakan-akan menyekutukan Allah. bahkan hal ini bukan dianggap seakan-akan lagi, namun benar-benar menyekutukan Allah jika hal ini membuat kita melupakan Allah, menjauhi-Nya secara perlahan.
Tinggalkan istilah 'fan' dan rubah kebiasaan terlalu mendukung dengan sekedar suka/menikmati lagu mereka saja. rubah kegiatan kita dengan memperbanyak dan memperdalam mempelajari agama Islam. Jauhi hal-hal yang lebih membawa banyak mudharat kepada kita daripada kebaikan.
Islam sebagai pembatas/pengatur kehidupan bersosial kita, Alqur'an dan Sunnah merupakan pedoman hidup kita.
Sekian, terima kasih.
Jazakumullah khairan.
Sumber:
http://buletin-alilmu.net/2012/02/25/fanatisme-golongan-dan-dampaknya/
0 komentar :
Posting Komentar