Mei 2013

Senin, 20 Mei 2013

Seperti Apakah Seharusnya Berhijab Bagi Muslimah itu?


Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadilidi antara mereka, ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh.” Danmereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dantakut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nyamaka mereka adalah orang-orang yang mendapatkemenangan. (TQS. an-Nûr [24]: 51-52).

Tentang jilbab dan kerudung pun Allah telah mengajarkan pada kita. Bagaimana kita seorang muslim berpakaian yang disukai oleh Allah dan tentu saja mengandung banyak kebaikan insya Allah.

AURAT PEREMPUAN 
Wahai Asma’: Sesungguhnya wanita yang telah haid tidak layak baginya terlihat dari tubuhnya kecuali ini dan ini…” (wajah dan telapak tangan) [HR. Abu Dawud, no. 3580]

KERUDUNG
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya  
(TQS an-Nur [24]: 31)

JILBAB 
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin: 
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" (TQS al-Ahzab [33]: 59)


  • Ibnu Katsir mengatakan bahwa jilbab adalah pakaian rangkap selain kerudung serupa baju kurung sekarang 
  • Ibnu Hazm berkata: "Jilbab dalam bahasa Arab yang dinyatakan oleh Nabi SAW ialah, busana yang menutupi seluruh badan dan tidak hanya sebagiannya.“ 
  • Ibnu Abbas dalam tafsirnya (hal. 137), menyatakan Jilbab adalah kain penutup/ baju luar/ mantel yang menutupi seluruh tubuh wanita. 
  • Dalam Kamus Al-Muhith, Jilbab laksana sirdab (terowongan), sinmar (lorong), yakni baju/pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung/ pakaian apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya. 
  • Al-Qurthubi dalam tafsirnya, menyatakan Jilbab adalah ar-rada’u, yaitu terowongan (pakaian yang lurus tanpa potongan yang menutupi seluruh badan).

Ketika diturunkan firmanNya, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, maka kaum perempuan Anshor keluar seakan-akan dari atas kepala mereka terdapat burung gagak, karena tertutup selimut.” (HR. Abu Dawud)


SEHARUSNYA JILBAB 

Panjang nya
Ibnu Umar meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang memanjangkan atau mengulurkan pakaiannya supaya diperhatikan orang, Allah tidak akan melihatnya kelak di hari kiamat.“ Ummu Salamah berkata: "Lalu bagaimana halnya dengan wanita-wanita yang pakaiannya terurai panjang?“ Nabi SAW bersabda: "Supaya diturunkan atau dipanjangkan satu jengkal . Ummu Salamah berkata: "Kalau demikian kaki mereka akan terbuka". Nabi bersabda: "Supaya diturunkan kembali satu hasta jangan lebih.“ (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

 Tidak tipis dan ketat
Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa Asma binti Abu Bakar ra. masuk ke dalam rumah Nabi saw. dengan memakai pakaian tipis, lalu Nabi berpaling darinya seraya bersabda: "Hai Asma, sesungguhnya wanita itu apabila telah mencapai usia baligh tidak boleh menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini“ (seraya mengisyaratkan kepada muka dan kedua telapak tangannya) (HR Abu Dawud


Nah bagaimana jilbab dan kerudung syar'i sudah dipaparkan, sekarang bagaimana terlihat cantik, bersih dan rapi. Saya rasa perlu sekali tampil cantik, bersih dan rapi namunnnn tetep sesuatu yang di sukai Allah ^_^. 
Hayo, Sudahkah anda tampil cantik menurut syar'i?

Bima Satria Garuda, Tokoh Pahlawan Baru Indonesia



Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia memiliki tokusatsu bernama BIMA Satria Garuda, serial televisi ini merupakan hasil kerjasama antara Ishimori Production dengan MNC Production, dan akan ditayangkan di stasiun televisi RCTI. Dibintangi oleh Christian Loho, Rayhan Febrian, Stella Cornelia, Adhitiya Alkatiri, dan Sutan Simatupang.

“Kualitas produksi Insya Allah dapat dibandingkan dengan standar global karena partner-nya ternama,” ucap produser eksekutif BIMA Satria Garuda, Reino Barrack, di Jakarta pada hari Selasa 7 Mei 2013 lalu.

Reino mengatakan, dia ingin membuat tayangan positif yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan, keberanian, pertemanan, dan semangat pantang menyerah dalam membela kebenaran melalui serial yang sudah dipersiapkan sejak dua tahun lalu itu. Menurut beliau, pengambilan gambar untuk tayangan yang disebut mengusung nilai lokal itu dilakukan di Jakarta dengan melibatkan pemeran dari dalam negeri.

BIMA Satria Garuda, yang dibuat sepanjang 26 episode, akan mulai tayang pada 30 Juni 2013 setiap Minggu pukul 08.30 WIB dan Sabtu 15.00 WIB (siaran ulang) di RCTI. Reno mengatakan, tontonan itu berpeluang merambah negara-negara tetangga. “Karena ini pakai Bahasa Indonesia, jadi bisa dijual juga ke Malaysia, Singapura, dan Brunei juga,” ujarnya.

"Akan ada 13 monster yang diturunkan Rasputin," ujar Reino Barrack, Eksekutif Produser Bima Satria Garuda, di Jakarta.

Monster-monster itu antara lain berwujud Tiger, Scorpion, Cobra, Shark, Wolf, bahkan Spider. Sedangkan Rasputin Sendiri adalah musuh utama Bima Satria Garuda.

Sinopsis:

Kisah Bima Satria Garuda berawal di Dunia Paralel yang dikuasai VUDO. Dunia Paralel adalah sebuah dunia yang hidup dalam kegelapan abadi, dimana alamnya tidak memiliki sumber cahaya matahari, air, oksigen, dan elemen sumber kehidupan lainnya. Rasputin (Sutan Simatupang) adalah penguasa organisasi hitam VUDO yang jahat dan kejam. Dia ingin mengambil alih Bumi untuk merebut segala sumber daya alamnya untuk menghidupkan Dunia Paralel. Seorang ilmuwan di Bumi berhasil membuat sebuah portal yang bisa menyambungkan Bumi dan galaksi lainnya. VUDO melihat kesempatan ini dan ingin masuk ke Bumi.
Ray Bramasakti (Christian Loho), mendapatkan sebuah Power Stone merah dari seorang anak misterius, Mikhail (Adhitiya Alkatiri), untuk menghentikan segala upaya Rasputin mengambil alih Bumi. Dengan mendapatkan Power Stone merah, Ray mendapat kekuatan untuk berubah wujud menjadi BIMA, Satria Garuda. Randy Iskandar (Rayhan Febrian) dan adiknya, Rena (Stella Cornelia) yang adalah keluarga angkat Bima pun terseret dalam setiap aksi Bima melawan kegiatan Jahat Rasputin.

Sumber:
wikipedia.org
www.duniaku.net
www.hai-online.com
google.com




Kisah Sang Khalifah



Siang di bumi Madinah, suatu hari. Matahari tengah benderang.

Teriknya sungguh garang menyapa hampir setiap jengkal kota dan pepasir lembah. Jalanan senyap, orang-orang lebih memilih istirahat di dalam rumah daripada bepergian dan melakukan perniagaan. Namun tidak baginya, lelaki tegap, berwajah teduh dan mengenakan jubah yang sederhana itu berjalan menyusuri lorong-lorong kota sendirian. Ia tidak peduli dengan panas yang menyengat. Ia tak terganggu dengan debu-debu yang naik ke udara. Ia terus saja bersemangat mengayun langkah. Sesekali ekor matanya berkerling ke sana ke mari seperti tengah mengawasi. Hatinya lega, ketika daerah yang dilewatinya sentosa seperti kemarin.

Hingga ketika ia melewati salah satu halaman rumah seorang penduduk, tiba-tiba ia berhenti. Langkahnya surut. Pandangannya tertuju pada anak kecil di sana. Ditajamkan pendengarannya, samar-samar ia seperti mendengar suara lirih cericit burung. Perlahan ia mendatanginya dan dengan lembut ia menyapa bocah laki-laki yang tengah asyik bermain.

"Nak, apa yang berada di tanganmu itu?" Wajah si kecil mendongak, hanya sekilas dan menjawab.

"Paman, tidakkah paman lihat, ini adalah seekor burung," polosnya ringan. Pandangan lelaki ini meredup, ia jatuh iba melihat burung itu mencericit parau. Di dalam hatinya mengalun sebuah kesedihan, "Burung ini tentu sangat ingin terbang dan anak ini tidak mengerti jika mahluk kecil ini teraniaya."

"Bolehkah aku membelinya, nak? Aku sangat ingin memilikinya," suaranya penuh harap. Si kecil memandang lelaki yang tak dikenalnya dengan seksama. Ada gurat kesungguhan dalam paras beningnya. Lelaki itu masih saja menatapnya lekat. Akhirnya dengan agak ragu ia berkata, "Baiklah paman," maka anak kecil pun segera bangkit menyerahkan burung kepada lelaki yang baru pertama kali dijumpainya.

Tanpa menunggu, lelaki ini merogoh saku jubah sederhananya. Beberapa keping uang itu kini berpindah. Dalam genggamannya burung kecil itu dibawanya menjauh. Dengan hati-hati kini ia membuka genggamannya seraya bergumam senang, "Dengan menyebut asma Allah yang Maha Penyayang, engkau burung kecil, terbanglah...terbanglah..."

Maka sepasang sayap itu mengepak tinggi. Ia menengadah hening memandang burung yang terbang ke jauh angkasa. Sungguh, langit Madinah menjadi saksi, ketika senyuman senang tersungging di bibirnya yang seringkali bertasbih. Sayup-sayup didengarnya sebuah suara lelaki dewasa yang membuatnya pergi dengan langkah tergesa. "Nak, tahukah engkau siapa yang membeli burung mu itu? Tahukah engkau siapa lelaki mulia yang kemudian membebaskan burung itu ke angkasa? Dialah Khalifah Umar nak..."

***

Malam-malam di kota Madinah, suatu hari.

Masih seperti malam-malam sebelumnya, ia mengendap berjalan keluar dari rumah petak sederhana. Masih seperti malam kemarin, ia sendirian menelusuri jalanan yang sudah seperti nafasnya sendiri. Dengan udara padang pasir yang dingin tertiup, ia menyulam langkah-langkah merambahi rumah-rumah yang penghuninya ditelan lelap. Tak ingin malam ini terlewati tanpa mengetahui bahwa mereka baik-baik saja. Sungguh tak akan pernah rela ia harus berselimut dalam rumahnya tanpa kepastian di luar sana tak ada bala. Maka ia bertekad malam ini untuk berpatroli lagi.

Madinah sudah tersusuri, malam sudah hampir di puncak. Angkasa bertabur kejora. Ia masih berjalan, meski lelah jelas terasa. Sesekali ia mendongak melabuhkan pandangan ke langit Madinah yang terlihat jelita. Maka ia pun tersenyum seperti terhibur dan memuja pencipta. Tak terasa Madinah sudah ditinggalkan, ia berjalan sudah sampai di luar kota. Dan langkahnya terhenti ketika dilihatnya seorang lelaki yang tengah duduk sendirian menghadap sebuah pelita.

"Assalamu'alaikum wahai fulan," ia menegur lelaki ini dengan santun.

"Apakah yang engkau lakukan malam-malam begini sendirian," tambahnya. Lelaki itu tidak jadi menjawab ketika didengarnya dari dalam tenda suara perempuan yang memanggilnya dengan mengaduh. Dengan tersendat lelaki itu memberitahu bahwa istrinya akan melahirkan. Lelaki itu bingung karena di sana tak ada sanak saudara yang dapat diminta pertolongannya.

Setengah berlari maka ia pun pergi, menuju rumah sederhananya yang masih sangat jauh. Ia menyeret kakinya yang sudah lelah karena telah mengelilingi Madinah. Ia terus saja berlari, meski kakinya merasakan dengan jelas batu-batu yang dipijaknya sepanjang jalan. Tentu saja karena alas kakinya telah tipis dan dipenuhi lubang. Ia jadi teringat kembali sahabat-sahabatnya yang mengingatkan agar ia membeli sandal yang baru.

"Umm Kultsum, bangunlah, ada kebaikan yang bisa kau lakukan malam ini," Ia membangunkan istrinya dengan nafas tersengal. Sosok perempuan itu menurut tanpa sepatah kata. Dan kini ia tak lagi sendiri berlari. Berdua mereka membelah malam. Allah menjadi saksi keduanya dan memberikan rahmah hingga dengan selamat mereka sampai di tenda lelaki yang istrinya akan melahirkan.

Umm Kultsum segera masuk dan membantu persalinan. Allah Maha Besar, suara tangis bayi singgah di telinga. Ibunya selamat. Lelaki itu bersujud mencium tanah dan kemudian menghampirinya sambil berkata, "Siapakah engkau, yang begitu mulia menolong kami?"

Lelaki ini tidak perlu memberikan jawaban karena suara Ummi Kultsum saat itu memenuhi lengang udara, "Wahai Amirul Mukminin, ucapkan selamat kepada tuan rumah, telah lahir seorang anak laki-laki yang gagah."

***

Sahabat, betapa terpesona, mengenang kisah indah Khalifah Umar bin Khatab. Ia adalah seorang pemimpin negara, tapi sejarah mengabadikan kesehariannya sebagai orang sederhana tanpa berlimpah harta. Ia adalah orang yang paling berkuasa, tapi lembaran kisah hidupnya begitu penuh kerja keras dalam mengayomi seluruh rakyatnya. Ia adalah orang nomor satu tapi siang dan malamnya jarang dilalui dengan pengawal. Ia seorang penyayang meski kepada seekor burung. Ia sanggup berlari tanpa henti demi menolong seorang perempuan tak dikenal yang akan melahirkan. Dan ia melakukannya sendiri. Ia melakukannya sendiri.

4 Perkara Sebelum Tidur



Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra : "Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :
1. Sebelum khatam Al Qur'an,
2. Sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir,
3. Sebelum para muslim meredhai kamu,
4. Sebelum kaulaksanakan haji dan umrah....
Bertanya Aisyah :"Ya Rasulullah.... Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?"
Rasul tersenyum dan bersabda : "Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an.
Membacalah selawat untukKu dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafaat di hari kiamat.
Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meredoi kamu.
Dan,perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umrah"

Sekian untuk ingatan kita bersama.
Kalau rajin..Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Muslim yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati

Kebencian


Islam adalah agama yang sangat menentang persengketaan, permusuhan, perkelahian. Sebaliknya pula Islam adalah agama yang menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaraan. Karena begitu pentingnya hidup rukun sampai-sampai Rasulullah bersabda : "Tidaklah halal bagi seorang muslim untuk meninggalkan saudaranya lebih dari tiga malam. Keduanya juga saling bertemu, tetapi mereka tidak saling mengacuhkan satu sama lain. Yang paling baik diantara keduanya yang
terlebih dahulu memberi salam." (HR. Muslim).

Tujuh abad yang lalu seorang penyair sufi dari Balakh, Jalaludin Rumi, suatu ketika pernah berucap "tanpa cinta dunia akan membeku". Ungkapan ini kita rasakan sepanjang masa akan kebenarannya, terutama disaat gelompang matrealisme ateistik mendominasi dalam setiap gerak langkah manusia, dimana imbas dari pada itu semua kebrutalan saling benci- membenci seakan menjadi santapan hari-hari.

Benci (al-karahah) adalah lawan dari emosi cinta (al-mahabbah), ia merupakan gambaran tentang perasaan menganggap tidak baik, perasaan tidak menerima atau perasaan ketidaksukaan serta merasa jijik. Juga perasaan ingin menjauhi obyek-obyek yang menimbulkan perasaan ini baik itu berupa orang, keadaan, perbuatan. Kedua hal tersebut (cinta dan benci) merupakan fitrah emosional yang telah dianugrahkan Allah SWT pada seluruh manusia. Bagi seorang muslim cinta dan benci haruslah berdasarkan proporsional syari'at. Karena bisa jadi sesuatu yang kita benci sebetulnya baik bagi kita. atau sebaliknya sesuatu yang kita cintai justru sangat buruk bagi kita. Jika halnya menjadi demikian, betapa banyaknya orang yang akan menjadi korban akibat
dari tidak bisa menempatkan arti cinta dan benci ini.

Allah SWT berfirman : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216).

Muslim dan mukmin adalah dua kata selalu dikaitkan dengan kata Ahsin (berbuat baiklah)dan ahbib (cintailah), sesungguhnya kata-kata itu mengandung makna yang sangat dalam, kata mukmin berasal dari kata amnun (aman/tidak kacau). Mukmin adalah yang mampu menjaga atau menghadirkan rasa aman. Oleh karena itu apabila seseorang ingin menjadi mukmin, hendaklah memulainya dengan berbuat ihsan (kebaikan) kepada siapa saja, tetangganya, lingkungannya dan lain
sebagainya bahkan sampai kepada lawan politiknya.

Adapun akar kata muslim adalah salamun, yang dari akar kata ini melahirkan kata Islam yang mempunyai makna damai sentosa. Muslim berarti yang mampu menghadirkan kedamaian sentosa. Dalam termenologi moral Islam, bila seorang muslim bisa menghargai orang lain, menghargai hak milik orang lain, maka kedamaian akan dapat terwujud. Namun, hal tersebut akan muncul bila ia terus berpegang kepada kelima rukun Islam. Tanpa memegang teguh lima perinsip dasar Islam tersebut, mustahil kedamaian akan terwujud dilingkungan dimana
ia tinggal.

Asy Syaikh al-Allamah Al Imam Muhammad Hayat As Sindi berkata, "Janganlah kalian melakukan apa yang menyebabkan saling membenci, karena hal itu akan menyebabkan kerusakan di dunia dan di akhirat."
Al imam Al Hafizh Rajab Al Hambali pun pernah berujar tentang hal ini. Ia berkata "Sesama muslim dilarang saling membenci dalam hal selain karena Allah, apalagi atas dasar nafsu, karena sesama muslim telah dijadikan Allah bersaudara dan persaudaraan itu saling cinta bukan
saling membenci."

Perasaan benci ibarat api dalam sekam, sewaktu-waktu ia akan bisa membakar, bila seorang pemimpin sudah tidak lagi menyayangi orang yang dipimpinnya berarti ia sudah menyimpan api dalam dirinya. Apabila suami sudah membenci sang istri, tetangga telah saling benci antara sesama tetangganya, pemimpin sudah tidak menyenangi hak milik rakyatnya, maka tiada lain mereka telah menyimpan api didalam dirinya. Kondisi seperti ini tentulah sangat berbahaya dalam tatanan
hidup bermasyarakat.


Ia (kebencian) akan dapat merusak moral dan norma-norma. Ekspresi sebuah kebencian tidak lain adalah sikap hasud yang dilarang Islam. Hasad adalah iri dan bersifat dengki terhadap orang atau kelompok lain, bahkan sebisa mungkin untuk menghilangkan atau menjatuhkan semua kepemilikan yang menjadi lawannya tersebut. Dari sinilah hasad berubah menjadi hasutan, bagaimana merekayasa isu atau gosip tanpa fakta untuk meyakinkan orang lain, agar saling membenci atau menganiaya
orang lain atau kelempok tertentu.

Rasa benci yang kemudian melahirkan permusuhan diantara umat manusia itu akan terus menumbuhkan kebencian-kebencian yang baru. Para antropolog sering berguyon bahwa untuk mendamaikan manusia dibumi ini perlu mendatangkan makhluk dari plenet lain hingga akhirnya mereka bersatu untuk melawannya.

Keimanan mempersempit wilayah kebencian dan mencairkan permusuhan di hati orang mukmin. Seseorang tidak perlu membenci saudara seimannya hanya karena perbedaan suku bangsa, warna kulit, strata sosial, jabatan apalagi kepentingan pribadi. Kalaupun kita harus membenci, itu hanya bisa dilakukan karena Allah.

Rasulullah SAW bersabda : "Sekuat-kuatnya ikatan iman adalah persaudaraan karena Allah, cinta karena Allah, dan membenci karena Allah." (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

Al-Qur'an memuji orang-orang mukmin yang datang setelah kaum Anshar dan Muhajirin karena mereka berdo'a kepada Allah agar Allah menghapus dosa-dosa orang-orang mukmin yang telah mendahului mereka, dan agar tidak menjadikan kebencian serta kedengkian dalam hati mereka terhadap orang-orang yang beriman.

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdoa : Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami. Dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hasyr : 10).

Oleh karena itu persaudaraan yang hakiki adalah merupakan nikmat terbesar dalam penataan hubungan sesama muslim, hanyalah memungkinkan terjadi manakala ia terdapat ta'lif al-qalb (pertautan hati, perasaan dan pikiran) antara satu dengan yang lainnya. Sebaliknya, adalah mustahil persaudaraan itu terkait erat, manakala hati, perasaan dan pikiran saling bertentangan. Hati yang menyatu, akan menyikapi perbedaan dengan husnuzhzhan (berbaik sangka) dan tasamuh
(toleransi) .

Rasulullah SAW bersabda : "Manusia akan tetap berada di dalam kebaikan selama dia tidak mempunyai rasa benci." (HR. Thabrani).

Dan dalam sebuah sabdanya, Rasulullah mengingatkan bahwa kedengkian dan kebencian merupakan salah satu penyakit umat yang sangat berbahaya, dan sangat mempengaruhi agamanya, sebagaimana sabda Nabi SAW : "Penyakit umat terdahulu telah merambah kepadamu semua, yaitu: kebencian dan kedengkian. Kebencian itu adalah pencukur. Aku tidak berkata pencukur rambut, tetapi pencukur agama."
(HR. Bazzar dari Zubair). Wallahu A'lam.

Rindu Kami Padamu Ya Rasulullah



Dikutip dari Khutbah jum'at
jumat, 27 mei 2005
oleh ustadz H. Sulaiman Effendi S.Ag
Masjid Darunnajah


Di suatu kota yang berada di madura ada seorang wanita tua yang berprofesi sebagai penjual bunga. Ia harus berjalan cukup jauh untuk menjual dan menjajakan karangan bunganya. Setiap hari ia berjalan menuju pasar dan ketika datang waktu dzuhur ia langsung bergegas menuju masjid agung yang berada di kota tersebut. dan setiap habis menunaikan shalat ia selalu bergegas menuju halaman masjid agung tersebut untuk memunguti sampah dan dedaunan yang berserakan di depan masjid.

Dikarenakan saking seringnya dan hampir setiap hari melakukan hal serupa sehingg mengundang rasa iba dan kasihan ta'mir masjid kepada wanita tua tadi, hingga akhirnya takmir tersebut mengambil kesimpulan untuk memunguti sampah dan dedaunan sebelum wanita tua tersebut melakukannya. benar sejak hari itu takmir masjid mulai memunguti sampah dan dedaunan.

Keesokan harinya seperti biasa wanita tua tadi bergegas ke masjid karena sudah masuk waktu dzuhur usai ia menjajakan bunganya. Setelah shalat dan berdo'a ala kadarnya ia beranjak menuju tempat kesayanngannya yaitu halaman masjid yang penuh dangan sampah dan dedaunan.......... Syahdan wanita tadi terkejut bukan kepalang tatkala melihat halaman masjid sudah bersih tanpa menyisakan saampah sedikitpun yang tersisa. ia lari ke masjid dan bersimpuh sambil menangis tersedu sedu.......... mengapa.....mengapa (gumamnya)......
hingga mengundang rasa ingin tau ta' mir masjid dan para jama'ah yang masih berada di masjid.......

"ada apa gerangan ibu...?'' tanya salah seorang dari mereka...... wanita tadi menjawab " tolong kalau kalian memang merasa iba biarkanlah saya yang membersihkan sampah dan dedaunan di halaman masjid agung ini." akhirnya mereka membiarkan wanita tua tersebut melakukan kegiatan rutinnya itu.

Hari berlalu berganti minggu, minggu berganti menjadi bulan, wanita tua tersebut masih dengan semangat memunguti sampah. akhirnya takmir punya inisiatif untuk mengorek ketetangan sebenernya ada apa dengan wanita tadi... dan memutuskan untuk meminta bantuan kepada seorang kiai yang cukup terkenal untuk menanyakan nya......

Akhirnya Kiai tadi menemuai ibu tadi dan bertanya.... sebenarnya apa yang menyebabkan anda dengan ikhlas melakukan halini.....? wanita tadi menjawab ' saya akan menjawab dengan syarat anda pak kiai tidak akan menceritakan hal ini selagi saya masih hidup dan hanya andalah yang tau" lalu pak kiai tadi pun mengiyakannya...

" pak kiai saya ini orang bodoh dan saya sadar belum tentu amal ibadah saya selama hidup itu benar dan diterima oleh Allah, dan saya yakin diakhirat tidak ada yang mampu mensyfaati kecuali kanjeng nabi muhammad, untuk itu saya memunguti sampah dan denaunan yang ada, dan setiap satu sampah dan dedaunan saya bacakan shalawat untuk kanjeng nabi Nuhammad S.A.W agar kiranya sampah dan dedaunan tadi menjadi saksi bahwa saya mencntai, dan merindukan kanjeng Nabi dan di akherat kelak saya di jemput dan di sambut oleh kanjeng Nabi muhammad S.A.W karena cintaku padanya".

Batu dan Bisikan


Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak melintas. Aah..., ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.

Cittt....ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan dipojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.

"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!" Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu paham, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai tergores." Ujarnya lagi dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.

Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. "Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti...."

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada kakakku. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.."

Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku."

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak yang cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatanmu." Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan kejadian yang baru saja di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat

"Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."





Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?

Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.

Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.

(mario-soulful)